Hot cookies are waiting for you !!

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur.

Mesin bekas Rusia tak sebabkan roket NASA meledak

Mesin bekas Rusia tak sebabkan roket NASA meledakRoket NASA kemarin (28/10) meledak saat baru saja lepas landas dari fasilitas penerbangan Wallops di Virginia, Amerika. Berhembus kabar jika ledakan itu disebabkan oleh onderdil bekas buatan perusahaan Rusia.
Ternyata mesin roket Antares yang meledak kemarin adalah mesin roket bekas buatan Kuznetsov, sebuah perusahaan teknologi asal Rusia. Oleh sebab itu, saat banyak media mulai mengaitkan Kuznetsov dengan ledakan roket itu, Kuznetsov akhirnya melakukan klarifikasi.
Dikutip dari Mashable (29/10), Kuznetsov menyatakan bila kerusakan roket yang berujung pada kecelakaan dahsyat itu bukan menjadi kesalahan insinyur-insinyur mereka (yang membuat roket itu) namun karena modifikasi lanjutan yang dilakukan oleh ilmuwan Amerika sendiri.
"Kami tidak mungkin membahas lebih detail seputar konstruksi dari roket tersebut dan kejadian saat pada sistem saat peluncuran (kemarin), karena hal itu masuk ranah ilmuwan Amerika. Tetapi, penting untuk dicatat bila saat peluncuran kemarin, mesin tahap awal AJ-26, yang asalnya merupakan modifikasi dari mesin Nk-33, berfungsi dengan normal," ujar Kuznetsov.
Melalui media di Rusia, Kuznetsov juga mengungkapkan bila pihaknya telah memberi beberapa saran pada ilmuwan Amerika, namun mereka tidak secara langsung turun tangan untuk membantu proses modifikasi.
Terkaitnya Kuznetsov terhadap bencana yang menghanguskan sekitar 2 ton lebih suplai untuk stasiun luar angkasa ISS tersebut berawal dari pernyataan 'kontroversial' dari Orbital Sciences, perusahaan pembuat roket Antares. Orbital mengatakan bila mereka tidak akan menggunakan roket bekas Rusia lagi di peluncuran yang akan datang.
"Kemungkinan besar kami akan mempercepat proyek pergantian roket AJ-26 yang kemarin berujung pada kegagalan," ujar David Thompson, chairman dari Orbital.

0 komentar:

Posting Komentar