Telepon merupakan kombinasi dari dua bidang keilmuan yaitu listrik dan akustik.
Meskipun penemuan telepon biasanya dikreditkan kepada Alexander Graham Bell, banyak penemu yang bekerja pada masalah yang sama sepanjang tahun 1860-an dan 1870-an.
Sebagai contoh, Elisha Gray mengajukan permohonan paten untuk perangkat yang sama hanya beberapa jam setelah Bell melakukannya.
Meskipun dasar-dasar listrik sudah dipahami pada tahun 1830-an, tak seorang pun menyarankan transmisi suara secara elektrik sampai tahun 1854.
Telepon ditemukan pada tanggal 10 Maret 1876, saat Graham Bell berbicara dengan rekannya dan mengucap, “Mr Watson, kemarilah, aku ingin melihatmu.”
Telepon beroperasi dengan prinsip-prinsip sederhana. Corong telepon berisi lapisan logam tipis yang dipisahkan dari elektroda oleh rintangan tipis (saat ini digunakan plastik) yang terhubung ke kabel yang membawa arus listrik.
Ketika seseorang berbicara ke mikrofon, getaran akustik membuat lapisan logam terdorong lebih dekat ke elektroda sehingga menghasilkan variasi tegangan. Dalam proses ini terjadi konversi dari energi akustik (suara) ke energi listrik.
Pulsa listrik yang disalurkan melalui kabel diterima oleh lawan bicara dimana energi listrik diubah kembali menjadi suara.
Agar tidak terjadi distorsi, kabel telepon harus memiliki lapisan isolator yang baik.
Pada tahun 1627 dalam bukunya New Utopia, Francis Bacon menyebut adanya kemungkinan untuk mentransmisikan suara manusia pada jarak jauh.
Banyak sejarawan menganggap buku Bacon merupakan referensi pertama untuk perangkat masa depan yang disebut telepon.
Sayangnya, Bacon belum memiliki pengetahuan ilmiah yang cukup untuk mewujudkan idenya menjadi kenyataan.
Terdapat tiga penemuan penting yang menjadi cikal bakal ditemukannya telepon.
Pertama adalah pemahaman bahwa arus listrik dapat menciptakan medan magnet sehingga bisa menginduksi energi mekanis dan akustik.
Pemahaman ini bisa dikreditkan ke fisikawan Denmark Christian Oersted pada tahun 1820, yang menunjukkan bahwa jarum kompas dapat dimanipulasi dengan meletakkan sebuah kabel listrik di atasnya.
Kedua adalah pemahaman bahwa energi listrik dan medan magnet dapat bekerja bolak-balik.
Artinya, energi listrik bisa diciptakan dari perubahan medan magnet dan medan magnet bisa dihasilkan dari energi listrik.
Pemahaman ini dikreditkan pada penemuan Michael Faraday pada tahun 1821.
Penemuan terakhir yang diperlukan dalam penciptaan telepon adalah baterai atau perangkat kimia yang mampu menjadi sumber listrik secara berkelanjutan.
Baterai dalam bentuknya yang masih sederhana ditemukan oleh dua orang Belanda pada tahun 1746 dan disebut sebagai “Leyden jar”.
Volta dan penemu lain lantas mengembangkan baterai sepanjang abad 18 dan 19.
Kini, setiap aspek kehidupan manusia seakan tidak terpisahkan dari penggunaan telepon, mulai dari kehidupan sehari-hari hingga urusan bisnis.
Prinsip dasar telepon tetap tidak mengalami perubahan dari awal ditemukan hingga saat ini.
Rabu, 25 Februari 2015
0 komentar: